Budaya adalah warisan nilai dan praktik yang diturunkan dari generasi ke generasi. Namun, tidak semua budaya berisi pesan damai dan keindahan. Di beberapa belahan dunia, terdapat tradisi yang oleh banyak orang dianggap sadis, kejam, dan melanggar hak asasi manusia. Meski sebagian sudah dilarang atau dikurangi intensitasnya, masih ada yang dipertahankan atas nama adat, agama, atau identitas budaya lokal.
Artikel ini akan membahas beberapa praktik budaya yang tergolong budaya sadis di berbagai negara—bukan untuk menghakimi, tetapi untuk memberi wawasan dan mengajak pembaca berpikir kritis soal batas antara budaya dan kemanusiaan.
1. Sunat Perempuan (Female Genital Mutilation – FGM) – Beberapa Negara Afrika dan Timur Tengah
FGM adalah praktik penghilangan sebagian atau seluruh alat kelamin luar perempuan dengan alasan non-medis. Tradisi ini dilakukan pada anak perempuan dan remaja sebagai simbol kedewasaan atau syarat pernikahan.
Mengapa dianggap sadis?
-
Dilakukan tanpa bius atau alat medis
-
Menyebabkan trauma, infeksi, dan komplikasi jangka panjang
-
Melanggar hak anak dan hak atas tubuh sendiri
2. Pembakaran Janda (Sati) – India (sekarang dilarang)
Dalam tradisi kuno Sati, seorang janda dibakar hidup-hidup di atas tumpukan jenazah suaminya sebagai bentuk kesetiaan. Meski sudah dilarang sejak abad ke-19, praktik ini masih sempat terjadi di pedesaan India hingga akhir abad ke-20.
Mengapa dianggap sadis?
-
Tidak berdasarkan kehendak pribadi
-
Bentuk ekstrem dari patriarki
-
Menghilangkan hak hidup seseorang
3. Perburuan Paus Tradisional – Kepulauan Faroe, Denmark
Tradisi bernama Grindadráp ini melibatkan perburuan dan pembantaian massal ratusan paus pilot. Lautan berubah menjadi merah karena darah, dan hewan-hewan dibunuh di hadapan masyarakat.
Mengapa dianggap sadis?
-
Dilakukan secara terbuka dan kolektif
-
Menyebabkan penderitaan luar biasa bagi hewan
-
Memicu kecaman global dari kelompok pecinta lingkungan
4. Ritual Penyiksaan Tubuh – Suku Mentawai dan Beberapa Suku di Papua
Beberapa suku di Indonesia dan Papua Nugini melakukan modifikasi tubuh ekstrem, seperti penyadapan gigi, tato dari luka sayatan, atau pencabutan gigi dengan batu.
Mengapa dianggap sadis?
-
Menimbulkan rasa sakit ekstrem
-
Dilakukan pada anak-anak atau remaja
-
Menjadi standar kecantikan atau kedewasaan secara paksa
5. Festival Melempar Anak – India (Maharashtra)
Di beberapa kuil di negara bagian Maharashtra, bayi dilempar dari ketinggian 10 meter dan ditangkap oleh orang-orang yang memegang kain di bawah. Ritual ini dipercaya akan memberi berkah dan keberuntungan.
Mengapa dianggap sadis?
-
Berisiko login rajazeus tinggi bagi keselamatan anak
-
Tidak ada dasar ilmiah
-
Trauma psikologis bagi anak dan orang tua
6. Adu Banteng – Spanyol dan Amerika Latin
Dalam festival ini, banteng disiksa hingga kelelahan dan dibunuh di tengah arena sebagai hiburan masyarakat.
Mengapa dianggap sadis?
-
Proses yang sangat menyakitkan bagi hewan
-
Dibungkus dalam kemasan “budaya” dan “olahraga”
-
Penolakan kuat dari aktivis hak hewan
7. Eksorsisme Brutal – Berbagai Negara
Beberapa ritual pengusiran setan di Afrika, Asia, dan Amerika Latin melibatkan kekerasan fisik terhadap orang yang diyakini kerasukan roh jahat.
Mengapa dianggap sadis?
-
Sering dilakukan pada anak-anak atau penderita gangguan jiwa
-
Melibatkan pukulan, pengikatan, dan luka
-
Menyebabkan trauma psikologis berat
Kesimpulan: Tradisi vs Kemanusiaan
BACA JUGA ARTIKEL SELENGKAPNYA DISINI: 7 Seni Budaya Sunda yang Wajib Diketahui